Ketidakpahaman Peribahasa Dapat Sebabkan Kesesatan Berpikir  -

Ketidakpahaman Peribahasa Dapat Sebabkan Kesesatan Berpikir 


maulanayusuf.com
Dok.unsplash.com

lpmindustria - Kesalahan dari penggunaan dan pengartian suatu peribahasa dapat mengakibatkan timbulnya kesesatan berpikir yang akan berdampak buruk terhadap makna dan tujuan dari peribahasa tersebut.

Dalam mengungkapkan sesuatu, setiap orang dituntut untuk mengerti makna serta tujuan dari hal tersebut, begitu juga dengan peribahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti peribahasa sendiri adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, dan perumpamaan).

Lalu, Edwar Djamaris dalam bukunya yang berjudul Menggali Khazanah Sastra Melayu Klasik (1984) mengatakan bahwa peribahasa tidak saja merupakan mutiara bahasa dan bunga bahasa, tetapi juga suatu kalimat yang memberikan pengertian yang dalam, luas, tepat, serta disampaikan dengan halus dan kiasan. 

Dengan kata lain, peribahasa digunakan sebagai perumpamaan, perbandingan, atau pengibaratan. Selain itu, peribahasa juga tidak patut digunakan sebagai dasar dari suatu kebenaran dan kesalahan dalam suatu keadaan, baik diskusi, debat, maupun  situasi lainnya yang dimanfaatkan untuk membalas suatu argumen dengan tidak menyerang langsung pemberi argumen.

Namun demikian, kesalahan-kesalahan dalam penggunaan peribahasa masih kerap kali terjadi. Contohnya seperti peribahasa “Jangan menilai buku dari sampulnya”. Pada beberapa kasus, peribahasa ini digunakan sebagai pembelaan saat orang lain menilai diri kita. Padahal, arti peribahasa ini seharusnya menjadi pengingat agar setiap orang tidak menilai seseorang dari apa yang dilihat saja.

Selain itu, ada juga kekeliruan pemanfaatan peribahasa “Diam adalah emas”. Hal tersebut sering terjadi saat debat, misalnya ketika salah satu peserta yang tiba-tiba terdiam mengucapkan peribahasa tersebut  dan merasa dirinya menang saat tidak berargumen lagi. Sebagaimana yang diketahui bersama, penggunaan peribahasa tersebut lebih diutamakan untuk melerai, sehingga suatu pertikaian tidak seharusnya terjadi.

Kesalahan penggunaan peribahasa yang terjadi terus menerus bisa mengakibatkan timbulnya kesesatan berpikir. Dalam buku Dasar-Dasar Logika yang ditulis oleh Drs. Surajiyo dkk, beberapa kesesatan berpikir yang timbul antara lain kesesatan ignoratio elenchi yang terjadi apabila konklusi yang diturunkan dari premis tidak relevan dengan premis itu sendiri. Secara harfiah, hal itu bisa disebut sebagai pemaksaan terbentuknya sebuah kesimpulan dari premis yang tidak sesuai atau singkatnya tidak nyambung. 

Kemudian, kesesatan berpikir lainnya yang akan muncul ialah argumentum ad hominem. Kesesatan ini terjadi saat kita berusaha menerima atau menolak suatu usul dengan tidak berdasarkan penalaran, tetapi karena kepentingan atau keadaan orang yang mengusulkan atau diusuli. Secara harfiah, keadaan tersebut bisa dikatakan sebagai upaya penyerangan kebenaran dari suatu klaim dengan menunjukkan sifat negatif pendukung klaim tersebut atau penyerangan secara langsung kepada pemberi argumen saat diskusi atau debat.

Mengenai beberapa hal di atas dapat ditarik kesimpulannya bahwa, jangan menggunakan peribahasa sebagai tolok ukur dari suatu kebenaran dan senjata untuk menyerang suatu individu yang sudah pasti bukan argumennya. Hal tersebut dikarenakan kesalahan penggunaan dari peribahasa itu sendiri dapat menimbulkan kesesatan berpikir yang berdampak pada makna dan tujuan dari peribahasa tersebut.

 

 

Kevin Kahlil Akbar

Tag:    opini  |  


BERITA TERKAIT

TULIS KOMENTAR

Top